Jakarta, 14 April 2025 — Australia-Indonesia Disability Research and Advocacy Network (AIDRAN) secara resmi menutup proyek MOVE IT 2024 dalam sebuah seremoni penutupan yang diselenggarakan di Hotel Mercure Cikini, Jakarta. Acara ini menandai berakhirnya rangkaian kegiatan pelatihan dan kampanye kesadaran untuk mendukung pendidikan inklusif berbasis digital di Provinsi Gorontalo.
Selama pelaksanaan proyek, AIDRAN mengembangkan enam modul pelatihan inklusif yang ditujukan untuk guru, siswa penyandang disabilitas, orang tua, dan pemangku kepentingan di tiga kabupaten/kota: Kota Gorontalo, Gorontalo Utara, dan Pohuwato. Proyek ini juga mengadakan pelatihan daring selama tiga bulan untuk fasilitator lokal, yang secara aktif memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami dan menerapkan prinsip pendidikan inklusif.

Dukungan Lintas Kementerian dan Lembaga
Seremoni penutupan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai lembaga penting, termasuk Bappenas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Agama (Kemenag), serta Komisi Nasional Disabilitas (KND). Kehadiran mereka mencerminkan komitmen kuat lintas sektor dalam mewujudkan sistem pendidikan yang inklusif dan ramah disabilitas di Indonesia.
Acara ini juga menghadirkan dua sesi talk show yang membahas masa depan pendidikan inklusif dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran untuk siswa disabilitas. Narasumber dalam sesi ini berasal dari Bappenas dan Kementerian Agama, yang memberikan pandangan strategis tentang kebijakan nasional dan pendekatan berbasis nilai dalam mendukung hak pendidikan bagi semua anak.

UPRI dan Komunikasi untuk Dampak Sosial
Salah satu dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) turut ambil bagian aktif dalam proyek ini sebagai Communication Officer, yang memimpin strategi komunikasi publik dan produksi materi kampanye inklusif. Dalam perannya, ia mengoordinasikan komunikasi lintas mitra, mengelola publikasi daring, serta mendukung jalannya dialog strategis selama kegiatan berlangsung.
Dalam refleksinya, Janisa Pascawati, yang menjabat sebagai Communication Officer MOVE IT 2024, menyampaikan bahwa keterlibatannya dalam proyek ini merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang dipegang UPRI.
“Keterlibatan saya dalam MOVE IT 2024 adalah bentuk nyata dari komitmen UPRI, khususnya FISIP, untuk tidak hanya menjadi lembaga pendidikan tetapi juga menjadi bagian dari perubahan sosial. Kami percaya bahwa ilmu harus berdampak,” ujar Janisa.
“Ilmu komunikasi menjadi krusial dalam proyek ini—mulai dari menyusun strategi komunikasi yang inklusif, hingga memastikan riset dan program sosial bisa sampai dan dipahami oleh publik yang lebih luas. Banyak program sosial dan riset ilmu sosial yang sangat penting bagi kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia, tapi tidak mendapat eksposur yang layak. Di sinilah peran keilmuan komunikasi menjadi sangat strategis,” tambahnya.

Langkah Lanjutan
Melalui pendekatan kolaboratif, program MOVE IT 2024 berhasil mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor. AIDRAN berharap bahwa hasil program ini, termasuk modul pelatihan dan praktik baik yang telah dikembangkan, dapat menjadi referensi untuk pengembangan kebijakan pendidikan inklusif di tingkat nasional.
